Suatu cara yang bermanfaat untuk memikirkan betapa pentingnnya perbedaan individu dalam mempengaruhi perilaku kerja adalah penggunaan kerangka kerja. Setiap individu berbeda dari individu lain dalam banyak hal. Seorang manajer perlu memikirkan bagaimana perbedaan semacam itu mempengaruhi prilaku dan kinerja karyawan.
Factor
demografis seperti usia, ras dan gender mempengaruhi pebedaan individu.
Disamping
itu genetic seseorang mempengaruhi perbedaan individu seperti kebiasaan. Rangkaian factor lain muncul dari latar belakang lingkungan seseorang.
itu genetic seseorang mempengaruhi perbedaan individu seperti kebiasaan. Rangkaian factor lain muncul dari latar belakang lingkungan seseorang.
Selain sumber daya manusia sebagai salah satu unsur yang
sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi, disisi lain juga sebagai
makhluk yang mempunyai pikiran, perasaan kebutuhan dan
harapan-harapan tertentu. Hal ini sangat memerlukan perhatian tersendiri karena
faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi prestasi, dedikasi dan loyalitas serta
kecintaan terhadap pekerjaan dan organisasinya (Hasibuan, 1994 : 222).
PENGHARGAAN
Kompensasi/imbalan
adalah faktor penting yang mempengaruhi
bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada
organisasi yang lainnya. Perusahaan harus cukup kompetitif dengan beberapa
jenis kompensasi untuk mempekerjakan, mempertahankan, dan memberi penghargaan
terhadap kinerja setiap individu di dalam organisasi. Sistem kompensasi dalam
organisasi harus dihubungkan dengan dengan tujuan dan strategi organisasi serta
keseimbangan antara keuntungan dan biaya pengusaha dengan harapan dari
karyawan.
Program
Penghargaan dalam organisasi harus memiliki empat tujuan, antara lain :
1.
terpenuhinya sisi legal, dengan segala peraturan dan hukum yang sesuai
2.
efektifitas biaya untuk organisasi
3.
keseimbangan indivdual, internal, eksternal untuk seluruh karyawan
4.
peningkatan keberhasilan kinerja organisasi.
Menurut Ivancevich (1998) Compensation is the Human
Resources Management function that deals with every type of reward individuals
receive in exchange for performing organization tasks. Kompensasi adalah fungsi
manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan semua bentuk penghargaan yang dijanjikan akan diterima
karyawan sebagai imbalan dari pelaksanaan tugas dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan.
Mondy dan Noe (1993: 320) kompensasi
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non
finansial. Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi finansial
langsung (direct financial
compensation) dan kompensasi finansial tidak langsung (indirect financial compensation).
Kompensasi finansial langsung terdiri
dari gaji, upah, bonus dan komisi. Sedangkan kompensasi finansial tidak
langsung disebut juga dengan tunjangan, yakni meliputi semua imbalan finansial
yang tidak tercakup dalam kompensasi langsung. Sedangkan kompensasi non
finansial (nonfinancial compensation) terdiri
dari kepuasan yang diterima baik dari pekerjaan itu sendiri, seperti tanggung
jawab, peluang akan pengakuan, peluang adanya promosi, atau dari lingkungan
psikologis dan atau fisik dimana orang tersebut berada, seperti rekan kerja
yang menyenangkan, kebijakan-kebijakan yang sehat, adanya kafetaria , sharing pekerjaan, minggu kerja
yang dipadatkan dan adanya waktu luang. Dengan demikian kompensasi tidak hanya
berkaitan dengan imbalan-imbalan moneter (ekstrinsik)
saja, akan tetapi juga pada tujuan dan imbalan intrinsik organisasi
seperti pengakuan, maupun kesempatan promosi.
Sedangkan Michael dan Harold (1993 :
443) membagi kompensasi dalam tiga bentuk, yaitu material, sosial dan aktivitas
. Bentuk kompensasi material tidak
hanya berbentuk uang, seperti gaji, bonus, dan komisi, melainkan segala bentuk
penguat fisik (phisical reinforcer),
misalnya fasilitas parkir, telepon dan ruang kantor yang nyaman, serta berbagai
macam bentuk tunjangan misalnya pensiun, asuransi kesehatan. Sedangkan kompensasi sosial berhubungan erat
dengan kebutuhan berinteraksi dengan orang lain. Bentuk kompensasi ini misalnya
status, pengakuan sebagai ahli di bidangnya, penghargaan atas prestasi,
promosi, kepastian masa jabatan, rekreasi, pembentukan kelompok-kelompok
pengambilan keputusan, dan kelompok khusus yang dibentuk untuk memecahkan
permasalahan perusahaan.
Sedangkan kompensasi aktivitas merupakan kompensasi yang mampu
mengkompensasikan aspek-aspek pekerjaan yang tidak disukainya dengan memberikan
kesempatan untuk melakukan aktivitas tertentu. Bentuk kompensasi aktivitas
dapat berupa “kekuasaan” yang
dimiliki seorang karyawan untuk melakukan aktivitas di luar pekerjaan rutinnya
sehingga tidak timbul kebosanan kerja, pendelegasian wewenang, tanggung jawab (otonomi), partisipasi dalam
pengambilan keputusan, serta training pengembangan kepribadian.
Ketiga bentuk kompensasi tersebut akan
dapat memotivasi karyawan baik dalam pengawasan, prestasi kerja maupun komitmen
terhadap perusahaan. Dalam pemberian kompensasi tersebut, tingkat atau besarnya
kompensasi harus benar-benar diperhatikan karena tingkat kompensasi akan
menentukan gaya hidup, harga diri, dan nilai perusahaan. Kompensasi mempunyai
pengaruh yang besar dalam penarikan karyawan, motivasi, produktivitas, dan
tingkat perputaran karyawan. (Benardin dan Russel, 1993 : 373).
Sistem pemberian imbalan (kompensasi) adalah merupakan hal
yang penting dalam perusahaan. Beberapa alasan mendasari pendapat ini antara
lain karena : Seringkali imbalan adalah merupakan biaya dengan proporsi
terbesar yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Bisa merupakan daya tarik
untuk mendapatkan karyawan yang baik (bermutu). Bisa menjadi perangsang bagi
karyawan untuk meningkatkan prestasi kerjanya Bisa menghindari munculnya
ketidakpuasan kerja, atau dengan kata lain bisa meningkatkan motivasi kerja
serta loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
HUKUMAN
Hukuman
adalah suatu konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap suatu respons
perilaku tertentu dengan tujuan untuk memperlemah perilaku tersebut dan
mengurangi frekuensi perilaku yang berikutnya.
Ada
tiga fungsi penting dari hukuman yang berperan besar bagi pembentukan tingkah
laku yang diharapkan:
1. Membatasi perilaku. Hukuman
menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan.
2. Bersifat mendidik.
3. Memperkuat motivasi untuk
menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan. Tujuan
Alasan menentang penggunaan hukuman: pertama, tujuan hukuman diasumsikan untuk mengurangi terjadinya perillaku yang mejai sebab dihukum. Tetapi kalau cukup keras dan diterapkan melebihi rentang waktu tertentu, hal ini juga menekan timbulnya prilaku yang diinginkan. Kedua, beberapa mengansumsikan bahwa penggunaan hukuman akan menghasilkan akibat lain yang tidak diinginkan (seperti: kekawatiran, agresifitas,). Mereka yang dihukum mungkin mencoba lari atau menghindar (seperti membols keluar) atau menunjukkan sikap permusuhan seperti sabotase terhdap manajemen. Ketiga akibat hukuman yang hanya bersifat sementara seksli ancaman hukuman hlang respon yang tidak diinginkan akan kembali muncul. Jadi ancaman hukuman harus selalu ada atau digunakan. Hukuman bias memberikan hasilnya hal ini dapat menghasilkan penguat yang positif bagi manajer untuk melanjutkan penggunaannya. Keempat, mealui pengamatan hukuman dapat menghasilakn respon negative dari rekan kerja dari orang yang dihukum.
Kondisi
penyampain hukuman yang digunakan agar ebih efisien. Beberapa kondisi penyampaian hukuman
dapat membuat penggunanya menjadi memungkinkan dan lebih efektif.
# Waktu
Waktu
untuk menyampaikan hukuman penelitian menyarankan bahwa evektifitas hukuman
meningkat bila kondisi menekan diberikan seegera sesudah respons yang harus
dihukum.
# Intensitas
Hukuman
mencapai efektifitas terbesar bila stimulus yang menentang relative intens.
Implikasi ondisi ini akan menjadi efektif, hukuman harus mendapat perhatian
segera dari orang yang dihukum.
# Jadwal
Akibat
hukuman tergantung dari jadual penghukuman. Hukuman bias disampaikan setelah
setiap respon yang jelek atau sesudah sejumlah respon jelek terjadi. Hukuman
sesudah setiap respons(jadual berkelanjutan), periode waktu berfariasi dan
tetap sesudah prilaku yang diinginkan terjadi(jadual interval tetap dan
bervariasi), atau sesudah sejumlah respons variable maupun tetap terjadi(rasio
jadual variable atau tetap diberikan atas dasar jadual).
# Klarifikasi
Kesadaran
memainkan peran yang penting dalam penyampaian hukuman. Memberikan alasan yang
jelas tidak mendua dan memperhatikan konsekuensi masa datang bila respons
berulang akan efektif. Penekanan pada orang dengan respons spesifik merupakan
tanggung jawab bagi tindakan manajer terutama menginformasikan pada orang
bersangkutan apa yang secara tepat tidak perlu dilakukan.
Sumber :
Sumber :
Davis, Keith dan John W. Newstrom. 2003. Perilaku dalam Organisasi :
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Donnelly. Gibson and Ivancevich.1990. Organisasi (Perilaku, Struktur,
Proses) Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kinicky, Angelo dan Robert Kreitner. 2005. Perilaku Organisasi: buku 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar